Alhamdulillah, Hampir dua tahun telah terlewati. Rasa pesimis yang dulu
muncul pada ketua IKAMARU terpilih tahun 2011 tidaklah terbukti. Keraguan ini
bukannya tak beralasan, ini dikarenakan ketua terpilih tersebut saat itu adalah perempuan. Dalam
waktu yang sama banyak spekulasi yang beredar bahwa IKAMARU tidaklah pada kondisi yang sama lagi
dengan sosok perempuan sebagai pemimpinnya, yakni ketidakjelasan.
Dan apa yang terjadi adalah IKAMARU mulai menuai masa gemilang pada beberapa
tahun terakhir. Penulis tidak bermaksud menyatakan bahwa kegemilangan haruslah
berupa kekayaan materi, namun organisasi ini memiliki kekayaan emosi dan
kesetiaan hati pada anggotanya. Dengan fondasi itu semua terasa mudah dijalani.
Yah, waktu dan kita tentunya telah membuktikan itu semua.
Juni ini, bertepatan dengan tanggal yang sama dimana nabi pernah diangkat ke
Sidaratul Muntahaa, IKAMARU juga akan melakukan pengangkatan dalam arti
lain. Yakni pegangkatan ketua baru untuk periode selanjutnya.
Tugas IKAMARU selanjutnya makin berat, karena usai melalui kegemilangan
pada masa kepimpinan sosok wanita. Pertanda prediksi untuk esok musti lebih
baik lagi semakin disuarakan. Pencapaian yang telah terjadi sangat signifikan
selama ini. Banyak bermunculan gebrakan-gebrakan baru seperti Suyuthi Online, Expo, Seminar Kesehatan,
Camping, Outbond dan lain sebagainya. Hah, penulis merasakan bahwa
masa-masa ini akan menjadi kenangan tersendiri dalam sejarah IKAMARU.
Sedikit meninggalkan nostalgia keberhasilan, tak lengkap rasanya bila
tulisan kaleodoskop ini tak membahas hasil pembelajaran dua tahun ini, sebagai bekal untuk kepemimpinan
selanjutnya.
Setiap organisasi memiliki standarisasi pencapaian yang berbeda. IKAMARU
secara mendasar didirikan untuk menjalin silaturrahmi dan akan dinyatakan
berhasil bila memayungi setiap anggotanya dalam suasana kekeluargaan,
setiap anggotanya saling mengenal siapa anggota keluarga lainya, saling
membutuhkan dan mengisi dan nuansa-nuansa lain yang lumrahnya kita dapatkan
dalam keluarga.
Orang bijak pernah mengatakan bahwa, gambaran organisasi layaknya rumah. Bila usatu rumah semakin
banyak yang masuk dan betah itu menunjukkan rumah tersebut adalah hunian yang
nyaman meskipun diliputi kesederhanaan. Dan kenyamanan rumah itu bisa tercipta
bilamana fungsi esensial rumah mampu berjalan seutuhnya dan poin plus, suasana
kehangatan yang ada didalamnya.
Untuk yang pertama ikamaru telah berjalan sangat mumpuni, namun untuk yang
kedua masih perlu diupayakan. Dalam perjalananya, ikamaru masih terbilang absen
dalam mengerjakan PR ini. Untuk itu, perlu penanganan lebih mendalam
kedepannya. Pentingnya poin kedua ini dikarenakan format ikamaru adalah
kekeluargaan. Dimana tugas rumah ini musti dilakukan secara partisipatory. Goalnya bukannya seleseinya pekerjaan rumah
saja, namun juga sejauh mana pekerjaan tersebut memang telah dikerjakan oleh
semua anggota keluarga secara partsisipatif. Tiada kesan acuh dan tiada kesan
masa bodoh dari sebagian anggotanya. Jadi, tugas kita adalah bukan hanya
mendirikan organisasi tapi juga memastikan organisasi tersebut dalam kondisi
lestari.
Untuk itu, dalam summary
perjalanan IKAMARU dua tahun ini menghasilkan pembelajaran tahun kedepannya. Yang kesemuaana terangkum
dalam 3 poin utama. Pertama, visi dan misi yang jelas. Ikamaru akan memiliki
pertimbangan gagal dan sukses jika memiliki goal dalam bentuk visi dan misi.
Kedua, Qualitiy Organization is Equalitiy Organization. hilangkan personiifikasi organisasi pada
seseorang. Artinya, ikamaru tidaklah
boleh hanya disematkan pada ketua. Di mana ikamaru selalu kental akan identitas
seorang ketua, dampaknya sistem tidak berjalan maksimal dan dalam skala panjang
organisasi akan statis. inilah faktor
yang menjadikan resesi secara menyeluruh hampir di semua organisasi.
Utamanya organisasi non profit seperti ikamaru.
Ketiga, konsistensi. Sudah banyak hal yang menguatkan pentingnya
konsistensi. Memang bila dicermati secara lafdhi arti konsistensi yang similiar
dengan istiqomah bertolak belakang dengan dinamisasi. Namun dengan perspektif
berbeda konsistensi adalah adalah dinamisasi itu sendiri. Ini karena dinamisasi
lebih sering digapai saat kita konsisten.
MAS ARIF
IKAMARU JAKARTA 09
IKAMARU JAKARTA 09
Terimakasih atas kunjungan anda....