BREAKING NEWS
Search

Mendaki Untuk Menjaga, Bukan Merusak




Mendaki gunung kini tak asing lagi. Olahraga yang dulu dianggap sebagai salah satu olahraga ekstrim kini banyak diminati oleh berbagai kalangan. Padahal olahraga yang lebih dikenal dengan istilah muncak atau hiking ini terbilang olahraga yang berbahaya, karena tidak semua orang bisa melakukannya.
Fenomena populernya mendaki gunung terbukti dengan terjadi peningkatan jumlah pendaki di Gunung Semeru dan Bromo sepanjang 2014. Data di Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) mencatat jumlah kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara di Kawah Bromo dan Gunung Semeru selama 2014 sebanyak 570.145 wisatawan. (liputan6.com). 

Tentu saja jumlah pendaki sebanyak itu akan meninggalkan jejak, terlebih sampah. Tercatat sebanyak 1,5 ton sampah menumpuk di Pos Ranupani pada libur panjang akhir pekan. “Sampah-sampah itu dari kegiatan warga yang selama tiga hari berkemah di Ranupani,” kata Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBS) Ayu Dewi Utari (liputan6.com).
Sampah-sampah tersebut bukan hanya sampah organik, melainkan juga sampah anorganik yang mengganggu ekosistem terestrial gunung. Karena bukan berasal dari senyawa biologis, plastik memiliki sifat sulit terdegradasi (non-biodegradable). Setidaknya plastik diperkirakan membutuhkan waktu 100 sampai 500 tahun untuk dapat terurai dengan sempurna.
  
Sampah plastik dapat mencemari tanah karena terbuat dari bahan Polychlorinated Biphenyl  (PCB) yang merupakan senyawa kimia beracun yang sangat berbahaya. Plastik yang masuk ke dalam tanah akan membunuh hewan-hewan pengurai di dalam tanah seperti cacing

Selain itu plastik akan mengganggu jalur air yang terserap ke dalam tanah. Plastik juga menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah dan ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu menyuburkan tanah. Akibatnya tanaman akan sulit tumbuh atau bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang. Jika kematian tanaman terjadi, kelangsungan hidup sejumlah binatang akan terancam sehingga bisa mengganggu keseimbangan ekosistem.

Untuk itu, demi terjaganya ekosistem terestrial pegunungan, khususnya di jalur pendakian, pemerintah bersama Balai Besar Taman Nasional harus bertindak tegas dalam menangani masalah pencemaran sampah. Pemerintah harus melakukan pengawasan ketat kepada para pendaki, seperti pemeriksaan barang bawaan setiap pendaki. Pemerintah juga harus memberikan sanksi yang berat kepada pendaki yang terbukti membuang atau meninggalkan sampah di jalur pendakian.

Ilham Saiful Rizal


TAG

nanomag

Ikatan Keluarga Alumni Madrasah Raudlatul Ulum | Progresif, Beramal Ilmy, Ilmu Amaly


0 thoughts on “Mendaki Untuk Menjaga, Bukan Merusak

    Terimakasih atas kunjungan anda....