2014,
hari pesta demokrasi akan digelar. Di mana setiap warga negara (yang sudah
memenuhi syarat) berhak dan dengan leluasa memilih calon presiden yang mereka
yakini bisa memimpin warganya, tentunya seperti yang diharapkan oleh rakyat. Begitupun
para calon pada partai masing-masing kandidat, sudah mulai bergerak mencari
masa untuk mendukung mereka. Spanduk, poster, pamflet, dan gambar-gambar Capres
bisa dengan mudah ditemui di beberapa tempat.
Namun,
apakah mereka yang mencalonkan diri menjadi presiden akan bisa mengemban amanah
seperti yang diidamkan rakyat? Kalau melihat dari pidato mereka memang begitu
sangat meyakinkan, “Jika saya terpilih, saya akan punya program memeberikan
jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia,” misalkan seperti itu. Waduh,,,
sungguh mengesankan memang. Tapi apakah benar, apa yang diomongkan oleh Capres
di janji-janjikan benar-benar bisa terwujud?
Sebenarnya
pertanyaan di atas memang belum ada jawabannya, pasalnya memang mereka belum
secara konkret menjadi presiden Indonesia. Semoga saja mereka tidak hanya
mengumbar janji palsu dan sekadar PHP (Pemberi Harapan Palsu) kepada rakyat
yang saat ini tengah menderita.
Sebagai
rakyat Indonesia, tentunya harus belajar dari kejadian yang telah ada. Selama saya
hidup,ketika masa-masa akan diadakan pemilihan saya sering mendengar apa yang
diobralkan oleh mereka (penguasa), janji-janji yang sangat diharapkan rakyat
bisa terwujud. Namun apa, hanya sekadar obralan saja.
Apalagi
ada salah satu Capres yang masih mempunyai tanggung jawab, dan hingga saat ini tanggung
jawab tersebut masih terpatri dalam pundaknya, dengan “ikhlas” dan “rela” mencalonkan
diri menjadi presiden. Lumpur Lapindo yang sekian lama belum juga teratasi, ribuan
tumbuhan mati, dan ganti rugi keada masyarakat Porong yang perlu dipertanyakan.
Sehingga, mau tak mau pemerintah juga
ikut andil untuk evakuasi para korban. Bagaimana ini, terbangunlah wahai rakyat
Indonesia!
Tidak
terbayang, jika ia benar-benar menjadi presiden, bagaimana nasib negara ini?
akankah lebih baik dari sebelumnya, ataukah akan “beristiqomah”, atau lebih
kronis dari sebelumnya? Entahlah, semua belum terjadi, semua belum dibuktikan,
semua masih dalam proses angan-angan, semua juga ada di tangan rakyat
Indonesia. Buka mata, buka telinga, pesta demokrasi, pilihlah Capres yang
memang mempunyai kredebilitas untuk memimpin, mensejahterakan rakyat, dan
membawa kembali taring harimau Asia yang pernah copot. Indonesia membutuhkan
pemimpin yang tidak hanya bisa “memimpin”,tapi juga mensejahterakan rakyatnya,
bukan malah sebaliknya.
Ibil
Ar-Rambany
Suara
kegelisahan hati
Terimakasih atas kunjungan anda....