BREAKING NEWS
Search

TUGAS SUCI




“Inilah yang kau akibatkan,” tuduhku terhadapnya.

“Tentu saja, tidak lain karena aku ingin menjadi penyebabnya,” ucapnya dengan dada terbusung.

Kami akhirnya bertemu di penghujung ini. Atau tepatnya, saat ini inginku jadikan pengujung dari segala. Pertemuan dengannya bukanlah tanpa kesengajaan, bahkan telah terkontruksi sebelumnya, pada senjang waktu yang lama sebelum kini.

“Ini karenamu,” ucapku kembali.

Dia hanya tersenyum mendengar ini, tersenyum lebar, bangga.

“Itulah tugasku, tugas suciku, dan sedang terlaksana,” katanya.

Kami berhadapan, saling tatap. Kali ini dirinya demikian jelas di penglihatanku, sebagaimana aku yang semenjak dahulu sudah begitu jelas di penglihatannnya. Pun juga sejelas pengetahuan kami akan tugas suci, tugas suci kami masing-masing.

Tapi ada suatu kejelasan bagiku yang harus tidak jelas baginya. Yakni kontruksi siasatku sedang berjalan dengan lancar saat ini. Sejauh ini.

“Tugas suci yang kotor,” umpatku.

“Hahaha… bagiku tetaplah tugas suci yang suci. Yang membuat tugasmu menjadi buruk, karena gagal,” dan tawanya berlanjut, membuatku muak.

“Kau salah, bukannya gagal, hanya sekadar terganggu,” ujarku.

Lalu dia memicingkan penglihatannya, mendengar ujarku. Heran. Tidak percaya.

“Bagaimana bisa?”

“Ha..ha..ha..,” kali ini aku yang tertawa. Sesuai dengan rencana.

Aku pun melanjutkan, “ Ternyata kau tidak mengerti tugas suciku.”

“Kau memandangku terlalu rendah, tentu aku mengerti,” katanya. Dan akan melanjutkan.

Aku tunggu lanjutan dari perkataannya, inilah yang akan menyempurnakan kontruksi rencanaku, tentunya juga kesempurnaan tugas suciku.

“Ah…hampir saja aku kau tipu. Tidak. Aku tidak akan menjelaskannya. Tidak bisa aku kau tipu dan kau giring ke arah situ,” lanjutnya.

Aku tercengang mendengar ini, “Maksudmu?”

“Kau memanglah gagal, sesuai dengan tugasku. Karena kau tidak mengerti, hanya tahu akan tugasmu itu. Ha..ha..ha..kau gagal,” dia pun melangkah menjauhiku sambil tertawa.

“Kau memang musuhku yang nyata, Syetan!” teriakku mengarah punggungnya yang tergerak-gerak karena tertawa, dan tawanya semakin keras, sekeras rubuhnya kontruksi siasatku.

“Kau tidak akan mengerti, hanya tahu tugasmu untuk menjadi saksi Tuhan di muka bumi[*]. Tapi tidak akan mengerti esensinya. Bodoh…ha..ha..ha..,” ucapnya keras tanpa berbalik badan sambil lalu. Lalu hilang.

Dan aku sekarang sendiri bersama kesunyian, bersama kebodohanku, bersama kegagalanku, juga bersama kemuakanku karena tawanya semakin terngiang.


Muhammad Fahdi



[*] Sesuai dengan isi buku “Membaca Nurkholis Madjid”, adalah tugas suci manusia sebagai saksi-saksi Tuhan menjunjung tinggi keadilan dan memandang segalanya dengan berimbang.


TAG

nanomag

Ikatan Keluarga Alumni Madrasah Raudlatul Ulum | Progresif, Beramal Ilmy, Ilmu Amaly


0 thoughts on “TUGAS SUCI

    Terimakasih atas kunjungan anda....