Ada kalimat yang terngiang-ngiang ketika teringat IKAMARU Jakarta dan Sekitarnya (Jakser), yaitu “IKAMARU Jakser tak pernah mati” persis seperti yang dikatakan oleh Muhammad Fahdi dalam Buletin The Suyuthi Institute Edisi XI April 2013 dalam rubrik Ke-Ikamaru-an yang berjudul Love In IKAMARU Jakarta. Saya setuju tentang slogan bahwa IKAMARU Jakser tak pernah mati, karena ada yang spesial dari sejauh mata melihatnya, bukan tentang orang-orangnya yang menjabat ini itu, atau tentang orang-orangnya yang sudah bekerja di sini dan di situ, atau apalah tentang orang-orangnya yang telah sukses dalam ini dan itu, akan tetapi ini tentang kesetiaan, dan mengapa saya berbicara tentang kesetiaan? Karena kesetiaan berarti berpegang teguh membuat sebuah ikatan menjadi semakin kuat.
IKAMARU Jakser adalah
organisasi kekeluargaan di mana kesetiaan dalam adalah hal yang paling utama. Seperti
yang telah kita ketahui bersama, IKAMARU tak lain adalah singkatan dari Ikatan
Alumni Raudhatul Ulum, di mana sebuah ikatan tentu tak akan berjalan dengan
indah tanpa adanya kesetiaan para penduduknya, dan saya melihat sifat kesetiaan
itu ada pada mereka.
Jujur, saya memang tak banyak terlalu tahu tahu tentang bagaimana IKAMARU
Jakarta dan segala polemiknya, walaupun saya kira setiap organisasi mempunyai polemik
yang hampir sama yaitu sama-sama sulit menjaga silaturrahmi, apalagi IKAMARU
lahir dari rahim yang mengatakan dengan sangat jelas bahwa putra dan putri itu
tidak mahram( bukan saudara) hingga ada jarak yang sangat kentara, dan
tentu sama-sama sulit memahami setiap keinginan kepala yang berbeda-beda. Akan
tetapi sebagai contoh sederhana, taka da salahnya kita tengok dari hal- hal yang nampak, seperti
kegiatan rutin tahlilan tetap berjalan walau tak ada basecamp, walau
lampu mati, walau hujan, begitu cerita yang kudengar dari salah satu anggota IKAMARU
Jakser, bukankah itu mengagumkan?
Kembali lagi tentang kesetiaan. Menurut saya, IKAMARU Jakser yang
dianggap paling eksis dan sukses di antara IKAMARU-IKAMARU lainnya untuk saat
ini, yaitu karena para penduduknya masih setia, yaitu masih setia dengan
slogannya, terbukti mereka berusaha keras untuk membuat IKAMARU Jakser menjadi
ada, mengharumkan nama, meskipun mereka hidup di antara persaingan deru Jakartateis
yang semakin menggila.
Dimulai dari berusaha menghidupkan IKAMARU Jakser di dunia maya
seperti suyuthionline.com, media cetak seperti The Suyuthi Institut,
hingga berusaha menghidupkan jiwa-jiwa para penduduknya untuk sadar akan ke-IKAMARU-an
melalui kegiatan mingguan ataupun bulanannya. Saya kira itulah hal yang spesial
dari IKAMARU Jakser yang mungkin belum dimiliki atau belum dihidupkan kembali dari seluruh IKAMARU yang
tersebar di seluruh Nusantara.
Akhir kata dari saya pribadi
yang bukan penduduk IKAMARU Jakser, kami
segera mampu mengikuti jejak IKAMARU Jakser minimalnya, dan maksimalnya
tidak usah saya sebutkan saja. Semoga yang baik tetap terjaga dan yang kurang
baik mulai membaik. Salam.
Yogya, 7 September 2013
Nur Qoidatun Nikmah
IKAMARU Jogja angktn 2011
Waow.... Keren tulisannya
BalasHapusTerimakasih atas kunjungan anda....